Arti dan Makna Hati Nurani
Hati nurani dapat diartikan secara luas dan secara sempit.
· Arti luas: Dalam arti luas hati nurani berarti kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia.
· Arti sempit: Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral di atas dalam situasi nyata. Suara hati yang menilai suatu tindakan manusia benar atau salah, baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru.
· Hati nurani dapat berperanan sebelum suatu tindakan dibuat. Biasanya, hati nurani akan menyuruh kalau perbuatan itu baik dan melarang kalau perbuatan itu buruk.
· Hati nurani dapat berperan pada saat suatu tindakan dilakukan. la akan terus menyuruh jika perbuatan itu baik dan melarang jika perbuatan itu buruk atau jahat.
· Hati nurani dapat berperan sesudah suatu tindakan dibuat. Hati nurani akan "memuji" jika perhuatan itu baik dan hati nurani akan membuat kita gelisah atau menyesal jika perbuatan itu buruk atau jahat.
Dalam hidup ini manusia dihadapkan pada sisi Hati nurani yang pasti dan ttidak pasti. Artinya apa, secara moral dapat dipastikan bahwa hati nurani tidak keliru. Hati nurani yang bimbang. Artinya, masih ada keraguan.
Pedoman yang Dapat Dipegang
a. Kata hati (hati nurani) yang benar dan pasti, maka:
Perbuatan yang baik dapat dan harus dilakukan.
Perbuatan yang buruk harus dielakkan.
b. Kata hati yang pasti, tetapi keliru, maka:
Perbuatan yang baik dapat dan harus dilakukan.
Perbuatan yang buruk harus dielakkan.
Dalam hati manusia, sebelum ia bertindak atau berbuat sesuatu, ia sudah mempunyai suatu kesadaran atau pengetahuan umum bahwa ada yang baik dan ada yang buruk. Setiap orang memiliki kesadaran moral tersebut, walaupun kadar kesadarannya berbeda-beda.
Pada saat-saat menjelang suatu tindakan etis, pada saat itu kata hati akan mengatakan perbuatan itu balk atau buruk. Jika perbuatan itu baik, kata hati muncul sebagai suara yang menyuruh. Namun, jika perbuatan itu buruk, kata hati akan muncul sebagai suara yang melarang. Kata hati yang muncul pada saat ini disebut prakata hati.
Pada saat suatu tindakan dijalankan, kata hati masih tetap bekerja, yakni menyuruh atau melarang. Sesudah suatu tindakan atau perbuatan, maka kata hati muncul sebagai "hakim" yang memberi vonis. Untuk perbuatan yang baik, kata hati akan memuji, sehingga membuat orang merasa bangga dan bahagia. Namun, jika perbuatan itu buruk atau jahat, maka kata hati akan mencela/menyalahkan, sehingga orang merasa gelisah, malu, menyesal, putus asa, dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar